11 Juli 2025
Fenomena alam langka kembali terjadi di Indonesia. Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) yang dikenal sebagai bunga terbesar di dunia, kembali mekar sempurna di kawasan Hutan Lindung Gunung Leuser, Aceh, pada 10 Juli 2025. Mekarnya bunga ini menjadi daya tarik luar biasa bagi para peneliti, fotografer alam, dan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tanaman endemik Sumatera ini dikenal sangat sulit mekar, bahkan dalam kondisi liar hanya berbunga setiap 5 hingga 10 tahun sekali.
Ciri dan Keunikan Mekarnya
Bunga bangkai yang mekar kali ini memiliki tinggi sekitar 3,2 meter, dengan diameter kelopak mencapai 1,5 meter. Aroma busuk khas yang menyerupai daging membusuk tercium hingga radius 10 meter, menarik perhatian serangga penyerbuk seperti lalat dan kumbang bangkai.
Tim konservasi dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser mencatat bahwa ini adalah mekarnya bunga bangkai terbesar di kawasan konservasi sejak 2017.
Dampak terhadap Ekowisata dan Riset
Kepala Balai TNGL, Dr. Andi Wibowo, mengatakan:
“Mekarnya bunga ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian tanaman langka dan fungsi ekosistem hutan hujan tropis.”
Pemerintah daerah bersama komunitas lokal juga memanfaatkan momentum ini untuk mengembangkan ekowisata edukatif, termasuk:
-
Trekking ramah lingkungan menuju lokasi mekar
-
Pemandu wisata berbasis konservasi
-
Workshop tanaman endemik dan pelestarian flora
Respons Masyarakat dan Wisatawan
Dalam tiga hari terakhir, lebih dari 1.200 pengunjung tercatat datang ke lokasi dengan mengikuti prosedur terbatas dan izin ketat. Banyak pengunjung yang datang dari luar negeri, terutama dari Jepang, Jerman, dan Singapura, yang memang memiliki ketertarikan pada flora langka.
Media sosial juga dipenuhi dengan foto-foto bunga bangkai yang diunggah wisatawan, disertai tagar seperti #TitanArumAceh dan #LeuserBloom2025 yang menjadi trending topik di Instagram dan X.
Perlindungan dan Pengawasan Ketat
Untuk menghindari kerusakan habitat dan ancaman dari oknum pemburu tanaman langka, petugas memperketat pengawasan. Setiap pengunjung wajib registrasi dan mengikuti peraturan larangan menyentuh atau mengambil bagian dari tanaman.
Tim ilmuwan dari IPB dan Universitas Syiah Kuala juga terlibat dalam pengamatan untuk menganalisis kondisi iklim mikro yang memungkinkan mekarnya bunga.
Kesimpulan
Mekarnya bunga bangkai di Hutan Gunung Leuser bukan hanya peristiwa langka, tapi pengingat akan kekayaan hayati Indonesia yang luar biasa dan pentingnya konservasi serius. Dengan pendekatan edukatif dan partisipatif, fenomena ini bisa menjadi sarana pelestarian sekaligus daya tarik wisata berkelanjutan.