Kashmir, 27 Juni 2025 — Situasi di kawasan perbatasan Kashmir kembali memanas setelah terjadi bentrokan bersenjata antara militer India dan Pakistan pada Kamis malam waktu setempat. Insiden ini menewaskan sedikitnya 12 tentara dari kedua belah pihak dan mencederai puluhan lainnya, menurut laporan dari sumber militer masing-masing negara.
Bentrok terjadi di wilayah LoC (Line of Control), garis demarkasi de facto yang membagi Kashmir menjadi dua wilayah yang dikontrol India dan Pakistan. Keduanya saling menuduh telah memulai tembakan tanpa provokasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Juru bicara militer India menuduh tentara Pakistan melakukan infiltrasi ke wilayah Jammu dan Kashmir, serta meluncurkan tembakan mortir ke arah pos penjagaan India.
“Kami terpaksa membalas demi mempertahankan kedaulatan teritorial kami. Tindakan Pakistan adalah pelanggaran serius atas perjanjian gencatan senjata,” tegas Kolonel Rajeev Malhotra dalam konferensi pers di New Delhi.
Sementara itu, pihak militer Pakistan membantah tuduhan tersebut dan balik menuduh India memulai agresi terlebih dahulu.
“Pasukan India menargetkan warga sipil di wilayah Azad Kashmir, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka. Kami membalas untuk melindungi rakyat kami,” ujar Mayor General Babar Iftikhar dari ISPR, divisi media militer Pakistan.
Ketegangan ini memicu kekhawatiran internasional akan potensi eskalasi besar antara dua negara bersenjata nuklir tersebut. Sekretaris Jenderal PBB menyerukan segera dilakukannya de-eskalasi dan dialog damai melalui jalur diplomatik.
Kashmir, wilayah yang diklaim oleh kedua negara sejak pemisahan India-Pakistan pada 1947, telah menjadi titik konflik berkepanjangan. Tiga perang besar telah pecah sebelumnya (1947, 1965, dan 1999), serta ratusan insiden tembak-menembak sporadis selama dekade terakhir.
Pemerintah India telah meningkatkan siaga militer di wilayah utara dan mengevakuasi warga sipil dari daerah rawan. Di sisi lain, Pakistan juga telah menggelar latihan militer sebagai bentuk kesiapan tempur.
Sementara rakyat kedua negara menyerukan perdamaian di media sosial dengan tagar seperti #NoToWar dan #PeaceForKashmir, banyak yang khawatir konflik ini akan berujung pada perang terbuka jika tidak segera dikendalikan.